Ruteng, Kota Patah Hati

 

Beberapa rindu memang harus sembunyi-sembunyi
Diam-diam aku merindu
Sedang kau bersua dengannya. 



 

Ruteng, Kota Patah Hati


Malam kembali datang
Bersama hujan deras yang membasahi kota Ruteng
Angin malam bertiup semakin kencang menerpa sela-sela telinga
Langit kelam
petir menyambar
Menatap langit-langit kamar yang menemani sepiku
Suasana benar-benar kacau
Hujan deras bagai ditumpahkan dari langit gelap.


Kisahku serupa hujan
Datang dan pergi tanpa pamit
Menghembuskan asa juga nestapa
Hingga hanya dingin yang tersisa
Tentang hujan berarti tentang luka
Kota Ruteng pandai mengajakku pada masa lalu
Sebab hujan adalah penawar patah hati.


(Ruteng, Februari 2021)


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Unsur Intrinsik Cerpen “ Seribu Kunang-Kunang dengan Gaya Analitik” Karya Umar Kayam.

Selamat Ulang Tahun My Inggriani

SMA 3 Borong dan Kisah kita.