Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

Wanita, sesederhana itu

Gambar
 Benar saja, wanita sulit di tebak.  kadang menginginkan orang yang tak menginginkannya dan mengabaikan orang yang menginginkannya!  Benar, jarak telah memisahkan kita. tapi langit kembali menyatukan buktinya kita menatap langit yang sama!  Pembelaan🤐 Februari 2021

Setelah Kepergiannya

Kita, Pernah Melantunkan Doa yang sama.

Gambar
 kelak, saat kita sebatas kenangan jangan terlalu saling membenci.  sebab, aku dan kamu pernah menjadi kita, pernah saling menguatkan, pernah saling merindukan, pernah melantunkan nama di setiap sujud dan pernah Sama-sama takut kehilangan.  kita tidak pernah tahu bagaimana kita di hari esok. mungkin saja kita dipertemukan sebagai teman lama atau mungkin kelak kita dipertemukan sebagai dua orang yang saling memperjuangkan ingat aku dan kamu pernah menjadi kita kita tidak akan pernah tahu bagaimana kita di hari esok.  Toka, 18 November 2020

Jika dia memilihmu tentunya dia tidak menyakitimu bukan?

Gambar
 jika dia memilihmu tentunya dia tidak menyakitimu bukan? pernah kuukir rasa yang kupuja tiada habisnya. mencintaimu dalam lantunan-lantunan doa tanpa aksara pernah puisiku tentang kamu, tapi perlahan semuanya sendu malam yang pekat membuatku penat akuu bingung saat semua orang suka diksi yang kutuliskan, saat itu juga kamu pergi Dan aku yang mengkahiri itupun kamu yang meminta kamu yang pergi aku yang pura-pura lupa katamu, nanti kita akan jadi cerita tapi pemain dalam cerita itu malah hilang hingga cerita kita tidak pernah selesai seperti tulisanku yang tak pernah selesai. namun semuanya sebatas pernah karena pergi menjadi pilihan terbaik untuk saling merelakan. Toka, 18 April 2020

Mencintai adalah seni menyakiti diri sendiri

Gambar
  Berharap sewajarnya saja, agar tak menyesal saat semesta mengajakMu becanda .  Prihal kita  aku paham tentang cinta, tidak harus tentang kita, kata kita terlalu manis untuk dua orang yang tidak saling memiliki. yah kamu seperti membaca buku saja Kamu, sama halnya dengan membaca buku yang belum tuntas.  belum selesai membaca buku yang satu ehhh... beralih ke buku yang lain kamu belum memberikan kepastian ehhh... sudah kasih nyaman yang lain.  bagiku mencintaimu adalah seni menyakiti diri sendiri Februari 2021

Jika Rindu, aku hanya membaca ulang pesan singkat kita

Gambar
  Sayup-sayup suara jangkrik Tiba-tiba Hujan menguyup tubuh yang perlahan rapuh Kini aku harus terbiasa tanpamu Tanpa ada kabar darimu Suara yang dulu sering menyapaku dan Menidurkanku sebelum bermimpi Kini hilang Kembali menatap ponsel tanpa kabarmu jika rindu Aku hanya bias membaca ulang pesan singkat kita Sebab ada rindu yang tak sengaja dating Datang tanpa diberi kabar terlebih dahulu Beberapa rindu memang harus sembunyi-sembunyi Diam-diam aku merindu Sedang kau bersua dengannya Hujan deras bagai ditumpahkan dari langit gelap. (Februari, 2021)

Ruteng, Kota Patah Hati

Gambar
  Beberapa rindu memang harus sembunyi-sembunyi Diam-diam aku merindu Sedang kau bersua dengannya.    Ruteng, Kota Patah Hati Malam kembali datang Bersama hujan deras yang membasahi kota Ruteng Angin malam bertiup semakin kencang menerpa sela-sela telinga Langit kelam petir menyambar Menatap langit-langit kamar yang menemani sepiku Suasana benar-benar kacau Hujan deras bagai ditumpahkan dari langit gelap. Kisahku serupa hujan Datang dan pergi tanpa pamit Menghembuskan asa juga nestapa Hingga hanya dingin yang tersisa Tentang hujan berarti tentang luka Kota Ruteng pandai mengajakku pada masa lalu Sebab hujan adalah penawar patah hati. (Ruteng, Februari 2021)

Tuhan, Bunuh saja rasa ini

Gambar
  Diam-diam aku merayu Tuhan agar kelak kamu bukan jodohku sebab, sekarang aku begitu Mencintaimu dengan segala ego yang kau punya. Entahlah, mengapa aku mencintaimu begitu dalam. Toka, 25 Agustus 2020

Kini, Tatapan itu bukan milikKu

Gambar
  Kini, Tatapan itu bukan milikKu Sayup-sayup jangkrik terdengar Tiba-tiba hujan menguyup tubuh yang perlahan rapuh  Kini, aku harus terbiasa tanpamu Tanpa ada kabar darimu Suara yang dulu sering menyapaku dan menidurkanku sebelum bermimpi tentangnya kini hilang Kembali... Menatap ponsel tanpa kabarmu Jika rindu Aku hanya bisa membaca ulang pesan singkat kita sebab, Ada rindu yang tak sengaja datang. Datang tanpa diberi kabar terlebih dahulu, beberapa rindu memang harus sembunyi-sembunyi. Diam-diam aku merindu sedang kau bersua dengannya. Prihal kamu Mencintai adalah luka Ruteng, 13 februari 2021

Tuhan, MerenggutMu lewat jubah

Gambar
Tuhan, merenggutMu lewat jubah Teruntuk Kamu pemilik jubah  Kau tahu? Banyak yang mengagumimu M engidolakanmu  Dibalik jubah putihmu kau pancarkan seberkas senyum menawan hati menyejukkan sukma Melodi sendu denting piano di iringi senyumMu Membawaku pada sebuah harapan....  Benar saja Aku cemburu kepada Tuhan Yang telah lebih dulu merenggutMu lewat jubah  Di sini gelap tak ada bintang apalagi bulan Semesta paham ada hati yang hingga kini sibuk merelakan. Pada langit yang kau tatap aku titip rindu semoga selalu setia dalam panggilana. Salam sayang dan Doa dariKu Borong, 18 Nov 2020.

Masakan Mama adalah Alasanku untuk pulang.

Gambar
Gubuk Sederhana Kala itu mama sibuk bersama anak gadisnya di gubuk sederhana aroma kopi mulai tercium di temani ubi bakar yang di racik dengan cinta.. terlihat bapa di depan rumah menikmati fajar sambil sesekali melemparkan senyum terbaiknya kala itu ketika mentari mulai mengintip dari ufuk timur bapa dan mama sedari tadi ke sawah saat kami masih tertidur pulas ketika mentari tepat di atas ubun-ubun aku bergegas membawa makanan terbaik menurutku terlihat mereka bermandikan keringat tak peduli terik siang menyengat ketika bumi mulai surut kami kembali di gubuk sederhana menikmati masakan mama yang selalu menjadi alasan untuk pulang kala itu.

mengelola blogger

 

KepergianMu sama halnya dengan Kutukan

Gambar
KepergianMu sama halnya dengan Kutukan Ku namaimu Adicandra yang berarti rembulan yang indah Bukanlah aftab Mencintai hingga luka kala hujan turun Membius luka tentang hujan berarti tentang luka Yah, mungkin benar itu yang dinamakan ombrofobia Kau tahu? masih terekam ingatan kala itu kita menimkmati secangkir kopi di seduh dengan sedikit kalimat gombalanmu, menurutku.. "Jika kau penikmat kopi aku adalah pemanisnya Dan jika kau adalah penawar rindu Aku adalah Luka”. Ahhh… Hujan selalu saja tentang Luka Pernah, sepotong senyum yang kau titipkan pada senja merubah sedihKu menjadi tawa Hujan kembali merenggut senyum itu. kepergianMu sama halnya dengan Kutukan hingga kini bagiKu Mencintai adalah seni Menyakiti diri sendiri.